LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
MENGENAL EKOSISTEM






WAHYUL INAYAH
130210103049
KELAS C





FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013

       I.            Judul
Mengenal Ekosistem
    II.            Tujuan
Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukanyya dalam ekosistem.
 III.            Dasar teori
Ekosistem adalah suatu system di alam di mana di dalamnya terjai hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi ledih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan biotik (Tim Pembina Dosen.2013).
1)      Komponen biotik
Manusia, hewan dan tumbuhan termasuk dalam komponen biotic yang terdapat dalam sutu ekosistem. Komponen biotic dibekan menjadi 3 golongan yaitu :
a.       Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia makan untuk mahkluk hidup lain. dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen. Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme autrotof (Amiruddin.1989).
b.      Konsumen
Organisme yang tidak memiliki klorofil (hewan dan manusia) tidak dapat menyediakan bahan organic yang dibutuhkannya, sehingga kebutuhan akan bahan organik hanya dapat diperoleh dengan mengkonsumsi produsen
(Riyanto.2010).
Berdasarkan tingkatannya, konsumen dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
1) Herbivora, yaitu organisme yang mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan tumbuhan (pemakan daun-daunan, buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian) sebagai konsumen tingkat I

2) Karnivora, yaitu organisme yang mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan herbivora (hewan yang makanannya berupa hewan lain) sebagai konsumen tingkat II. Misalnya, kucing, anjing, harimau, burung elang.
3) Omnivora, yaitu organisme yang mendapatkan energi dengan mengkonsumsi produsen secara langsung atau dengan memangsa herbivora atau karnivora (pemakan segala). Misalnya: ayam, itik, babi, dan manusia.
4) Saprovora, yaitu makhluk hidup golongan jasad renik yang mendapatkan energinya dengan jalan menguraikan sisa makhluk hidup (mahfuji.2011).
2)      Komponen abiotik
a.       Tanah : Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.
b.      Air : Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
c.       Udara : Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas. Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.
d.      Cahaya matahari : Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian, penyebaran cahaya ddi bumi belum merata. Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
e.       Suhu atau temperatur : Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya (Jamin.1999).
Satuan-Satuan Makhluk Hidup Penyusun Ekosistem
Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi individu, populasi, komunitas dan biosfer.
Bagian-bagian satuan makhluk hidup penyusun ekosistem yaitu :
                   1.  Individu
Istilah individu berasal dari bahasa latin, yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang berarti dapat di bagi. Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya. Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal.
                        2.  Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin, yaitu populus yang berarti semua orang yang bertempat tinggal pada suatu tempat. Dalam ekosistem, populasi berarti kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama [sejenis] dan menempati daerah tertentu.
                        3.  Komunitas
Komunitas adalah berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di suatu daerah yang sama, misalnya halaman sekolah.
                        4.  Biosfer
Biosfer adalah semua ekossistem yang berada di permukaan bumi (Jamin.1999).

Habitat adalah daerah tempat hidup organisme, dapat dibedakan atas habitat terestrial dan habitat akuatik.  Habitat terrestrial yaitu organisme yang hidup dalam habitat darat sedangkan habitat akuatik adalah organisme yang hidup dalam habitat perairan (Kaligis.1986).
1)      Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa dartan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya)
2)      Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklil dann cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umunya telah beradaptasi dengan lingkungannya.
3)      Ekosistem air laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
 CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi danpenguapan besar. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapatbercampur,maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal
(kaligis.1986).
Piramida Ekologi
Piramida ekologi yaitu suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada suatu ekosistem. Pada piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik bawah relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya jumlah individunya semakin sedikit . Tingkat trofik tersebut terdiri dari produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tertier. Produsen selalu menempati tingkat trofik pertama atau paling bawah. Sedangkan herbivora atau konsumen primer menempati tingkat trofik kedua, konsumen sekunder menempati tingkat trofik ketiga, konsumen tersier menempati tingkat trofik ke empat atau puncak piramida.
            Piramida ekologi terdiri dari piramida energi, piramida biomassa, piramida jumlah.
1.    Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
2.      Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
3.      Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem (Jamin.1999).


        I.            Pembahasan
Pada praktium kali ini yaitu mengenai pengenalan ekosistem yaitu suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antar organisme dengan organisme lain maupun dengan lingkungannya. Dengan demikian di dalam ekosistem tersebut, meliputi hubungan timbal balik antar komponen baik komponen biotik  maupun abiotic. Dalam pratikum ini kami menggunakan alat tali raffia, paku, dan alat tulis dan menggunakan bahan ekosistem daratan yaitu daerah sekitar kampus.  Pada praktikum kali ini kami menentukan ekosistem yanag akan di amati dulu, setelah ditentukan kami membuat kuadran 2x2 m2 pada daerah yang akan diamati. Setelah selesai kami mengamati komponen-komponen yang tersebut, baik komponen biotik maupun abiotiknya.
Dari hasi pengamatan diketahui komponen abiotiknya yaitu batu besar sebanyak 8, ranting 4, tanah, cahaya, udara, kerikil, biji 72, dan daun kering sebanyak  55. Dalam hal ini cahaya berkedudukan sebagai sumber energi yang digunakan untuk membantu proses fotosistesis tumbuhan. Begitu pula dengan daun kering dan ranting yang nantinya akan lapuk berfungsi sebagai humus yang telah diuraikan oleh decomposer setelah lapuk bisa digunakan untuk mempersubur tanah. Sedangkan tanah merupakan media tanam yang akan digunakan oleh produsen sebagai tempat hidup. Kerikil da batu berfungsi sebagai bagian dari habitat.
 Dari komponen biotik yaitu belalang 4 ekor, laba-laba 1 ekor, rumput teki 49, rumput A sebanyak 56, rumput sebanyak 50, nyamuk 1 ekor, semut 7 ekor. Semut memiliki peran-peran ekologis yang penting. Pada ekosistem daratan semut adalah pemangsa utama terhadap invertebrate kecil, semut dapat menggali sejumlah besar tanah sehingga menyebabkan terangkatnya nutrisi tanah. Semut membentuk simbiosis dengan berbagai serangga, tumbuhan dan fungi. Tanpa bersimbiosi dengan semut, organisme tersebut akan menurun populasinya hingga punah. Selain sebagai pemangsa, semut juga adalah mangsa yang penting bagi berbagai serangga, laba-laba, reptile, burung, kodok, bahkan bagi tumbuhan karnivora.peran semut sedimikian pentinh sehinna dikatanak bahwa jika semut punah, ribuan spesies hewan dan tumbuhan juga akan ikut punah. Bahkan lebih dari itu, hamper semua ekosistem daratan akan melemah karena berkurangya kompleksita ekosistem. Lalu nyamuk berfungsi sebagai media penyebaran tumbuhan dan sebgai mangsa predator. Lalu belalang berfungsi sebagai rantai makanan yang sangat penting dalam konsumen, dan membantu penyerbukan berbagai macam tumbuhan, missal jika proses penyerbukan dbantu oleh kaki-kakinya yang tidak sengaja menempel dan ia berpindah ke tempat lain sehingga terjadilah penyerbukan. Laba-laba adalah pemangsa hewan-hewan kecil, terutama serangga. Dan untuk tanaman Begitu pentingn bagi kelangsunggan hidup dan juga bumi ini. Karena tumbuhan selain sebagai produsen pertama pada rantai makan, juga memiliki peranan penting sebagai penghasil oksigen terbesar bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup. Serta menangani krisis lingkungan.
     II.            Penutup
2.1  Kesimpulan
Dalam pengamatan ekosistem yang diamati ekosistem daratan emncakup berbagai komponen yaitu komponen abiotic yang meliputi batu besar, ranting, biji, dun kering, sebagai dekomposer tanah, kerikil, biji,cahaya, dan udara sebagai media yang . Sedangkan komponen biotik meliputi tumbuhan sebagai produsen utama dan hewan sebagai komsumen.
2.2  Saran
Dalam menentukan daerah pengamatan, sebaiknya memilih pada daerah yang benyak komponennya baik komponen biotik ataupun abiotik. Hal itu dimaksudkan agar hasil pengamatan lebih bervariasi dan semakin banyak komponen yang ada maka interaksi yang dibangun oleh organisme tersebut juga semakin banyak.



















DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin.1989.Biologi.Jakarta:Erlangga
Jamin, H.1999.Ekologi Tanaman Darat Dan Perairan. Bogor: IPB Press
Kaligis,Jenny.RE.1986.Buku Materi Pokok Biologi 1 Modul 1-5.Jakarta:karunika Jakarta Universitas Terbuka
(diakses tanggal 21 desember 2013)
(diakses tanggal 21 desember 2013)
Tim Dosen Pembina.2012.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.Jember:Jember University press

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
KEANEKARAGAMAN ORGANISME HEWAN









WAHYUL INAYAH
130210103049
KELAS : C



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
                               I.            Judul
Keanekaragaman Organisme Hewan
                            II.            Tujuan
Mempelajari morfologi hewan invetebrata yang diwakili oleh udang dan siput, serta hewan bertulang belakang/vertebrata diwakili olh ikan dan katak.
                         III.            Dasar Teori
Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek. Struktur tubuh, dan sistem sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya. Terdapat berbagai macam klasifikasi dari kelompok hewan invertebrata yaitu:
a.       Porifera
Porifera adalah hewan yang berlubang lubang (berpori), hidup diair tawar, dirawa, dilaut yang dangkal , air jernih dan tenang. Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik ( dua lapisan jaringan ). Lapisan luar tersusun oleh sel epidermis dan lapisan dalam tersusun atas sel sel leher (koanosit). Tubuh menyerupai vas bunga, memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar (oskulum), tubuh lunak, permukaannya berpori (ostium). Porifera terdiri dari kelas Calcarea, kelas Demospongie dan kelas Hexactinelida (Saktiono, 1999: 73-74).
b.      Colenterata
Colentrata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Kelas Colentrata terdiri dari Hydrozoa, Scyphozoa dan  Anthozoa ( Sutarmi, 1987: 84).
c.       Platyhelminthes (Cacing pipih )
Merupakan hewan yang tubuhnya lunak, tidak bercangkang, tubuh simetri bilateral. Hidup dialam bebas, Tubuh cacing pipih dorsoventral (pipih kearah punggung dan perut), tidak berbuku buku. parasit pada organisme. Platyhelminyhes terdiri dari kelas Turbellaria, Trematoda (Cacing Isap) dan Cestoda (Cacing Pita) ( Tarigan, 2012).
d.      Nemathelminthes
Tubuh tersusun 3 lapisan (triploblastik),tidak beruas, gilig, pada bagian depan terdapat mulut, ukuran tubuh kecil. Kulit halus dan licin dan dilapisi kutikula. Hidup dialam bebas, air, tanah, parasit pada manusia dan hewan (Tarigan, 2012).
e.      Annelida
Bentuk tubuh gilig, memanjang, tersusun atas ruas atau segmen. Segmen segmen yang sama dinamakan metameri. Tubuh tersusun triploblastik. Annelida dibagi mejadi kelas Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudinea (Tarigan, 2012).
f.        Mollusca
Tubuh lunak, tidak beruas-ruas, simetri bilateral, memiliki lapisan mantel yang berfungsi memproduksi zat kapur sebagai bahan cangkang, memiliki cangkang atau tidak. Cangkang terbuat dari zat kapur, terletak diluar tubuh, ada juga yang di dalam tubuh. Kelas Mollusca yaitu Amphieura, Gastropoda, Scaphopoda, Bivalvia dan Cephalopoda. Salah satu anggota dari filum ini adalah Gastropoda dimana contohnya adalah siput kebun (Acantina fulica). Struktur tubuh hewan ini adalah kepalanya mempunyai dua pasang tentakel. Satu pasang tentakel pendek dan satu pasang tentakel panjang. Pada ujung tentakel  yang panjang terdapat mata, terdapat mulut dengan faring yang berotot dan terdapat radula dengan gigi yang terbuat dari kitin. Bagian kepala langsung berhubungan dengan kaki yang berotot. Bagian tubuh ini terdapat di bagian cangkang yang umumnya terbuat dari kalsium karbonat. Pada sisi kanan tubuhnya terdapat lubang kelamin yang letaknya di bawah kepala, agak ke bawah lagi terdapat lubang yang agak  besar yaitu lubang respirasi dan anus. Matel merupakan selaput tipis yang berfungsi menghasilkan cangkang atau dapat pula digunakan untuk respirasi (Tim Dosen Pembina, 2012 :39).
g.       Arthropoda
Tubuh bersegmen, alat gerak bersegmen, rangka luar berupa kutikula. Hidup didarat, air tawar, air laut, pohon -pohon, menempel pada hewan piaraan. Hewan yang termasuk dalam kelas ini adalah kelas Crustacea (udang-udangan), kelas  Chilopoda (lipan), kelas Diplopoda (kaki seribu), kelas Arachnida (laba-laba), kelas Insecta (belalang). Salah satu hewan yang sering dipelajari dari filum ini adalah udang dari kelas Crustacea. Tubuhnya ditutupi oleh eksoskeleton yang terbuat dari kitin. Eksoskeleton ini merupakan bagian yang keras kecuali pada sambungan segmen-segmennya yang lunak dan tipis sehingga memungkinkan untuk pergerakan. Tubuhnya terdiri atas cephalotorax (kepala dada bersatu) dan abdomen di bagian belakangnya. Bagian kepala mempunyai 5 buah segmen, dada 8 buah segmen, dan abdomen 6 buah segmen. Masing-masing dengan sepasang appendage yang bersatu di bagian ventral. Ruas-ruas chepalotorax ditutup oleh penutup yang disebut dengan karapax. Di bagian ujung kepala terdapat rostrum (moncong). Sebelah bawah rostrum di kedua sisinya terdapat mata majemuk dengan tangkai yang dapat digerakkan. Mulut terdapat diantara mandibula dan anus terbuka di bagian ventral pada bagian telson yang melebar di bagian ujung abdomen. Insang terletak di sebelah dalam pada kedua sisi karapax. Pasangan alt kelamin betina terbuka di bagian dasar dari pasangan ketiga kaki jalannya di daerah thorax. Sedangkan yang jantan terletak diantara pasangan kaki jalan yang kelima. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenula pendek dan sepasang antena panjang yang merupakan organ sensoris yang dapat digerakkan untuk menerima stimulus dari lingkungannya. Di bagian ini juga terdapat mandibula yang berfunhsi untuk merobek makanan yang bergabung dengan bagian maxilla dan maxilliped. Pada bagian thorax terdapat pasangan kaki jalan yang berfungsi untuk bergerak, memegang makanan dan membersihkan permukaan tubuhnya. Pada bagian abdomen terdapat swpasang swimmeret yang membantu dalam respirasi dan membawa telur pada udang betina. Selain itu, di bagian ujung abdomen juga terdapat uropod yang melebar dengan telson membentuk paddle yang melebar pula dan berfungsi berenang dan melindungi telur (Tim Dosen Pembina, 2012 : 39-40).
h.      Echinodermata
Hewan yang memiliki kulit berduri, kulit keras terbuat dari zat kapur maupun kitin, tubuh simetri radial, memiliki lima lengan, mulut dibawah dan anus diatas, hidup dilaut dengan air yang jernih, dan tidak bergelombang. Beberapa kelas dari filum ini adalah Asteroidea, Ophiuroidea, Crinoidea, Echinoidea dan Holothuroidea (Saktiono, 1999: 77).
      Hewan vertebrata merupakan hewan yang mempunyai tulang belakang dengan rangka yang beruas-ruas dan dilekati oleh otot pada bagian luarnya. Hewan vertebrata dikelompokkan menjadi 5  kelas yaitu ikan (Pisces), amfibi, reptilia, mamalia, burung (aves) .
a.       Ikan
Tubuh ikan umumnya pipih bilateral terdiri atas bagian badan (truncus), kepala (caput), dan ekor (cauda). Sirip yang terdapat pada ikan umumnya sirip punggung (pina dorsalis), sirip dada (pina thoracalis), sirip perut (pina abdominasalis), sirip anus (pina analis) dan sirip ekor (pina caudalis). Di daerah kepala terdapat celah mulut, sepasang cekung hidung/fofea nasalis di depan mata. Mata terletak di bagian samping tanpa kelopakdan tertutup oleh selaput argantea yang kuat. Bagian samping kepala terdapat tutup insang atau operculum. Seluruh bagian badan tertutup oleh sisik. Pada bagian samping tubuh, samar-samar terlihat garis yang memanjang ke arah ekor yang disebut gurat sisi/linea lateralis. Pada bagian ventral tubuh terdapat dua sampai tiga lubang pengeluaran yaitu lubang anus, lubang kelamin dan lubang urine. Sirip ekor umumnya bertipe homocercal (ujung sirip terbelah menjadi bagian yang sama) (Tim Dosen Pembina, 2012: 40).
b.      Amfibi
Amfibia mempunyai arti dapat hidup di dua habitat yang berbeda. Pada masa embrional hidup di air dan pada masa dewasa hidup di darat. Hewan yang termasuk kelas amfibia adalah katak, salamander dsb. Kelas amfibia mencangkup 3 bangsa yaitu apoda, urodela, dan anura (katak). Ciri morfologinya antara lain tubuh pendek, lebar dan kaku, kepala dan badan bersatu, tanpa leher dan ekor, tungkai depan lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan tungkai belakang. Contoh dai bangsa ini adalah Bufo sp. Dan Rana sp. Tubuh katak terdiri atas kepala, badan serta 4 anggota gerak. Di bagian kepala terdapat celah mulut, lubang hidung dan membran timpani. Pada bagian badan terdapat dua pasang kaki (kaki depan dengan empat jari dan kaki belakang dengan lima jari. Lubang pengeluaran berupa kloaka (Tim Dosen Pembina, 2012 :40-41).
c.       Reptilia
Merupakan hewan yang bergerak secara melata. Reptil hidup hidup di air dan darat. Pada permukaan kulit reptilia terdapat pertumbuhan kulit yang disebut dengan sisik. Reptilia tergolong hewan yang berdarah dingin dengan suhu yang berubah-ubah (Nurlis, 1998 : 37).
d.      Mamalia
kelompok mammalia semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya.Susu dihasilkan oleh kelenjar (mammae) yang terdapat  di daerah perut atau dada. Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya. Selain memiliki kelenjar susu, Mammalia juga berambut serta memiliki tiga tulang telinga tengah. Rambut mammalia berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin (Sutarmi, 1987: 90).
e.       Aves.
Aves atau burung memiliki bulu yang terbuat dari keratin.Bulu yang membentuk sayap berperan untuk terbang.selain bulu, ciri-ciri lainnya pada burung adalah berparuh dari bahan keratin, tidak bergigi, struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangnya kuat namun ringan, memiliki empedal untuk menghacurkan makanan,  lambung berotot besar, bernapas dengan paru-paru,  jantung beruang empat, memiliki kantung udara, indera penglihatan sangat tajam, fertilisasi terjadi secara internal, bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar, mengerami telurnya dan merawat anaknya (Nurlis, 1998 : 45).

                               I.            Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai keanekaragaman organisme hewan baik hewan vertebrata maupun invertebrata. Hewan yang diamati yaitu siput kebun (Acatina fulica) dan udang (Cambarus sp.) sebagai hewan yang mewakili invertebrata sedangkan ikan emas (Cyprinus caprio) dan katak (Rana sp.) sebagai hewan yang mewakili vertebrata. Pada hewan invertebrata, ciri yang paling mencolok yaitu dia tidak memiliki tulang belakang, tersusun oleh satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan pada hewan vertebrata yang mana dia memiliki tulang belakang, dia  tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek. Ke empat hewan percobaan tersebut diamati satu persatu di atas papan seksi kemudian dilakukan pengamatan struktur morfologinya. Setelah dilakukan pengamatan, maka akan diketahui masing-masing bagian-bagian tubuhnya dan masing-masing bagian tersebut dan fungsinya.
Pengamatan pertama dilakukan pada hewan invertebrate dari filum Mollusca kelas gastropoda yaitu siput (Acatina fulica). Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa siput memiliki tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang keras, tidak bersegmen, dan tubuhnya simetri bilateral. Tubuhnya dipenuhi oleh lendir yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah gerakan pada saat berjalan menggunakan perutnya yang berfungsi sebagai kaki. Struktur morfologinya terdiri dari Cangkang yang sebagian besar cangkangnya terbuat dari bahan kalsium karbonat yang di bagian luarnya dilapisi periostrakum dan zat tanduk. Cangkang Gastropoda yang berputar ke arah belakang searah dengan jarum jam disebut dekstral, sebaliknya bila cangkangnya berputar berlawanan arah dengan jarum jam disebut sinistral. Siput-siput Gastropoda yang hidup di laut umumnya berbentuk dekstral dan sedikit sekali ditemukan dalam bentuk sinistral Pertumbuhan cangkang yang melilin spiral disebabkan karena pengendapan bahan cangkang di sebelah luar berlangsung lebih cepat dari yang sebelah dalam. Kaki muscular/kaki berotot yang menjulur ke bagian ventral tubuhnya memiliki fungsi untuk bergerak merayap atau menggali, tetapi ada pula siput yang kaki nya termodifikasi menjadi tentakel sehingga berfungsi untuk menanangkap mangsanya. Tentakel panjang/antenna panjang terdapat mata ini lebih sering muncul dari pada antenna pendek .Antenna panjang berfungsi sebagai fotoreseptor atau penglihatan. Jumlah nya sepasang. Tentakel pendek/sepasang antenna pendek yang berfungsi sebagai kemoreseptor yaitu alat peraba dan pembau. Jumlahnya sepasang. Lubang genetalia berfungsi sebagai reproduksi. Mulut untuk memasukkan makanannya yang berupa ganngang, udang kecil, maupun sisa-sisa organisme lainnya. Hidupnya di air baik air laut atau tawar, di darat ataupun hidup sebagai parasit. Siput juga dikenal sebagai hewan hemaprodit dimana ia memiliki sel kelamin ganda dimana proses reproduksinya dilakukan secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain. Saat dua siput bertemu, masing-masing ada yang berperan sebagai siput jantan dan siput betina (inilah yang dimaksud sebagai hemaprodit).
Klasifikasi siput kebun (Acatina fulica)
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Kelas               : Gastropoda
Family             : Achanidae
Genus              : Achatina
Spesies            : Acatina fulica
Pengamatan kedua pada hewan invertebrata Phylum Anthropoda kelas Crustae yaitu udang (Cambarus sp.). udang dikelompokkkan ke dalam filum arhtropoda karena tubuhnya yang bersegmen, alat gerak bersegmen dan rangka luar berupa kutikula dank arena udang tidak mempunyai tulang belakang. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat struktur morfologinya yaitu Tanduk/rostum merupakan ujung mulut yang berbentuk moncong dan dapat disembunyikan untuk menangkap mangsanya. Antenna panjang berfungsi sebagai alat sensoris yang berjumlah  sepasang. Antenna pendek/ antenula berfungsi sebagai alat sensoris yang dapat degerakkan untuk menerima stimulus dari lingkungannya yang berjumlah sepasang. Kaki jalan/ periopoda berjumlah 6 pasang berfungsi sebagai alat gerak untuk memegang makanan dan membersihkan badan, di ujungnya terdapat capit yang digunakan untuk melindungi diri. Kaki renang/pleopoda berjumlah 5 pasang yang berfungsi untuk berenang, respirasi, dan membawa telur (untuk betina) ataupun untuk menempel di dsar perairan. Telson yaitu bagian tubuh bagian belakang anus yang terdapat duri-duri halus yang menyebar pada ujung-ujungnya, disini terdapat pinna analis dan pinna caudalis. Urropoda berfungsi sebagai alat kemudi untuk berenang dan melindungi telur. Leher/ cephalothorak adalah kepala dan dada yang bersatu tertutup oleh karapak yang mengandung pigmen dan zat kapur dan menjulur hingga ke depan diantara dua mata. Pada abdomen terdapat sepasang swemeret yang membantu dalam sistem respirasi.
Udang bersifat nokturnal dimana udang lebih suka muncul pada malam hari. Karakteristik/ciri-ciri dari udang ini adalah : badan terdiri dari sefallothorax dan abdomen. Kepala terdiri dari lima segmen, dada delapan segmen dan abdomen enam segmen masing-masing dengan sepasang appendage yang bersatu di bagian ventral. Mulut terdapat di mandibular dan anus terbuka di bagian ventral pada bagian telson yang melebar di ujung abdomen. Skeleton luar mengandung kitin yang menyelubungi sefalothorax disebut karapaks. Setiap segmen mempunyai sepasang alat gerak
Klasifikasi udang (Cambarus sp.)
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Antrhopoda
Kelas               : Crustacea
Ordo                : Decapoda
Famili              : Peneidea
Genus              : Panaeus
Spesies            : Cambarus sp.
Pengamatan ketiga dilakukan pada hewan vetebrata termasuk filum chordate, ordo Osteichethyes yaitu ikan mas (Cyprinus caprio). Berdasarkan hasil pengamatan terlihat struktur morfologinya sebgai berikut : Mata/ organum viscus berfungsi untuk penglihatan. Mulut/ rima oris terdapat di ujung moncong yang berfungsi sebagai lat unutk memasukkan makanan. Hidung/vovea masalis sepasang cekung hidung berfungsi sebagai tempat berakhirnya fila olfactoris untuk lubang pernafasan. Srip punggung/ pina dorsalis berfungsi dalam stabilitas ikan ketika berenang. Bersama-sama dengan pina analis membantu ikan untuk bergerak memutar. Sirip dada/pina pecthoralis berfungsi mempunyai fungsi yang sama dengan pina caudalis/sirip ekor yaitu untuk menekan ke bawah akibat penggerak sirip ekor. Sirip perut/pina adominalis berfungsi dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman. Sirip anus/pina analis berfungsi sebagai alat penyeimbang tubuh ikan saat berenang. Sirip ekor/pina caudalis merupakan unsur utama dalam gerakan, sirip ini bergerak ke kanan dan kiri untuk memprovokasi gerak laju ikan. Sisik/squoma berfungsi untuk menutupi badan. Perculum befungsi untuk menutup insang serta sebagai tempat pertukaran oksigen dan keluar masuknya air saat ikan bernafas. Gurat sisi berfungsi untuk menjaga keseimbangan atau untuk sereptor panas dinginya suhu air. Pada ikan juga terdapat sepasang gelembung renang yang berfungsi sebgaai alat untuk mengontrol perkembangan ikan dan sebagai alat bantu supaya ikan dapat mengapung di air. Gelembung ini terletak di bagian dorsal bagian dalam tubuh.
Karakteristik dari ikan mas ini adalah tubuh ikan ditutupi dengan sisik tipis dan mudah lepas jika ditarik dengan pinset. Epidermis (kulit luar), tipis, transparan dan licin, karena banyak mengandung mucus (getah lendir), yang menutup tubuh ikan dan mempermudah dalam bergeraknya ikan (mengurangi pergeseran) di dalam air, juga mencegah masuknya organisme-organisme ke dalam tubuhnya. Insang ditutupi oleh operculum.
Klasifikasi ikan mas (Cyprinus caprio)
Kelas               : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Ostariophysi
Family             : Cyprinedae
Genus              : Cyprinus
Spesies            : Cyprinus carpio
Pengamatan terakhir pada hewan vertebrata filum Chordata kelas amphibian yaitu katak (Rana sp.). tergolong hewan vertebrata karena sudah memiliki tulang belakang, dan tergolong amafibi karena mampu hidup di dua alam yang berbeda. secara garis besar bentuk katak yaitu badan yang ditutupi kulit basah, lembab dan terdapat kelenjar-kelenjar, warna tubuh umumya hijau, warna yang lainnya kuning, merah, hitam, dan corak kombinasi dari warna-warna tersebut. Kulitnya dilapisi mucous atau lendir.
Pada dasarnya tubuh katak dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan(truncus), dan anggota gerak (extremitas). Pada celah mulut (rima oris) yang dibangun oleh maxilla dan mandibular dengan lidah yang lengket dan melekat pada mulut berfungsi untuk menangkap makanannya agar makanan langsung melekat pada mulutnya. Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru kecuali pada fase berudu bernafas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernafasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu.  Pada saat terjadi pergerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glottis tertutup sehingga udara berada di rogga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernafas dengan rongga mulut katak juga bernafas dengan kulit yang dikarenakan kulitnya selalu dlaam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernafasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian kebawah ke jantung untuk di edarkan keseluruh tubuh. Intinya lubang hidung (nares anterioses) yang terletak di ujung hidung juga berfungsi sebagai alat pernafasan. Daerah truncus yang dilapisis kulit disebut placae dermales dordosderalis. Telinga/membrane timpani berfungsi menangkap suara. Tiap mata mempunyai kelopak atas bawah serta didalamnya terdapat selaput bening membrane nikitan untk melindungi mata bila berada dalam air.  Tungkai depan (anterior) terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (attebrancium), telapak tangan (manus), dan jari-jari (digiti) yang terdapat 4 jari pada lengan atas yang berfungsi untuk menahan tubuh. Pada tungkai belakang (eksterior) terdapat paha (femur), betis (crus), telapak kaki (pesive pedes) dan jari kaki (digiti) yang terdiri atas 5 jari. Tungkai bawah berfungsi untuk melompat. Kadang dijumpai kaki tambahan pada sisi vertal kaki berupa tulang-tulang keras yang digunakan untuk menggali tanah. Katak mempunyai lubangng ekskresi yaitu kloaka yang berfungsi sebagi tempat untuk mengeksresikan sisa metabolism dalam tubuhnya.
Klasifikasi katak hijau (Rana sp.)
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas               : Amphibia
Ordo                : Anura
Family             : Ranidae
Genus              : Rana
Spesies            : Rana sp.
Berdasarkan pengamatan diatas secara garis besar perbedaan hewan invertebrata dan vertebrata adalah hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya pada katak. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh hewan invertebrata. Pada hewan vertebrata alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di sebelah vertran (depan) dan tulang belakang. Dan Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang operculum. Sedangkan pada hewan invertebrate khusunya bekicot tubuhnya lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran tersendiri.



                            II.            Penutup
2.1  Kesimpulan
Tingkat keanekaragaman organisme hewan meliputi hewan vertebrata (bertulang belakang) dan invertebrata(tidak bertulang belakang) dimana vertebrata diwakili oleh ikan bandeng dan kodok sedangkan invertebrata diwakili oleh udang dan siput kebun. Siput kebun (Acatina fulica) digiolongkan ke dalam kelas Mollusca karena struktur tubuhnya yang lunak ,kemudian diluar tubuhnya dilindungi oleh cangkang keras yang terbuat dari  kalsium karbonat.  Pada udang (Cambarus sp.) tergolong ke dalam filum Arthropoda karena tubuhnya bersegmen, alat gerak bersegmen dan  rangka luar berupa kutikula. Pada ikan mas, digolongkan ke dalam hewan vertebrata karena tubuhnya sudah memiliki tulang belakang. Bagian tubuhnya terdiri dari bagian kepala (mulut dan mata) kemudian diikuti sirip perut, sirip dada, sirip punggung, sirip anus cauda, gurat sisi dan anus. Katak termasuk hewan vertebrat juga karena sudah bertulang belakang pada tubuhnya. Bagian tubuhnya terdiri dari bagian kepala, bagian badan, mulut, mata , membran timpani, tungkai depan dan belakang serta kloaka untuk lubang pengeluaran.

2.2  Saran
Dalam melaksanakn praktikum ,seharusnya para praktikan lebih memperhatikan terhadap hewan yang diamati walaupun itu menjijikkan. Hal ini dimaksudkan untuk agar praktikan mengerti benar terhadap struktur morfologi hewan yang diamati.

















DAFTAR PUSTAKA
Nurlis, P. 1998. Biologi Umum. Yogyakarta: UGM
Saktiyono. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sutarmi, S. 1987. Biologi. Bandung: ITB.

Tarigan, Ata. 2012. Laporan Pratikum Biologi Umum Invertebrata. http://tarigan777.blogspot.com/2010/11/laporan-pratikum-biologi-umum.html.

[diakses, 15 Desember 2013].

Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.


 
wahyul inayah. Template Design By: SkinCorner