LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN
Oleh :
WAHYUL INAYAH
130210103049
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2013
I.
Judul
Keanekaragaman Organisme Tumbuhan
II.
Tujuan
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah
sampai itngkat tinggi
III.
Dasar
Teori
Keanekaragaman
organisme tumbuhan adalah bermacam-macamnya kehidupan tumbuhan. Sampai saat
ini, dijelaskan oleh para ahli bahwa di muka bumi ini terdapat jutaan jenis
tumbuhan dimana semakin jeli pencermatan atau semakin tinggi tumbuhan yang
terdapat pada keanekaragaman tumbuhan ini maka semakin timggi pula tingkat
kerumitan struktur dan kompleks dari tumbuhan itu sendiri. Kingdom plantae
bersifat multiseluler, eukariotik, sel-sel jaringannya mengalami spesialisasi,
autotrof fotosintetik, embrio multiseluler berkembang di dalam jaringan,
gametofit multiselular dan sporofit yang bersifat diploid (2n) di dalam gametofit
pada pergiliran keturunan dengan generasi gametofit yang bersifat haploid (n).
Lebih dari 280.000 jenis tumbuhan hidup di dalam ekosistem air (tawar dan
laut), daratan dan pegunungan. Sebagian besar merupakan tumbuhan yang tubuhnya
telah dilengkapi dengan berkas pengangkut termasuk tumbuhan berpembuluh dan
sebagian kecil tubuhnya tidak dilengkapi dengan berkas pengangkut adalah
kelompok tumbuhan tidak berpembuluh (Waluyo, 2006: 101) .
Tumbuhan
berdasarkan tingkat kerumitan organisasi tubuhnya digolongkan menjadi beberapa
divisi yaitu mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi mulai dari
Schyzophyta, Bryophita, Pterydophyta dan Spermatophyta. Dalam klasifikasi
terbaru yaitu (Cronquist, 1981) tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dibagi menjadi
dua divisi yang baru yaitu Pinophyta (dulu Gymnospermae) dan Magnoliophyta
(dulu Angiospermae). Tumbuhan alga termasuk ke dalam divisi Schyzophyta,
tumbuhan lumut ke dalam Bryophyta, tumbuhan paku-pakuan ke dalam Pterydophyta,
sedangkan tumbuhan berbiji terbuka termasuk ke dalam Pinophyta, tumbuhan
berbiji tertutup yang meliputi golongan tumbuhan dikotil dan monokotil termasuk
ke dalam divisi Magnoliophyta (Tim Dosen Pembina, 2012: 33).
Tumbuhan
tidak berpembuluh pada umumnya berukuran kecil, strukturnya sederhana,
berbentuk thalus. Sel yang menyusun tubuh telah memperlihatkan diferensiasi
yang jelas, dalam protoplasmanya tampak nyata. Umumnya seluler tetapi juga ada
yang uniseluler, hidup di daerah yang lembab dan bereproduksi dengan
menggunakan spora. Tumbuhan tidak berpembuluh dibagi menjadi empat kelompok
besar, yaitu:
1. Ganggang
(alga)
Alga
yang termasuk kelas ini memiliki inti yang sempurna artinya ada selaput,
sehingga alga biru dipisahkan dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan talus
yang hidup di air tawar atau laut dan tempat yang lembab. Dalam plastid
terdapat zat warna derifat klorofil. Selain itu ada zat warna lainnya berupa
fikosianin, fikoeretin, fukosianindan karotin (Waluyo, 2006: 102).
Ada
empat macam filum yang termasuk kelas ini yaitu alga merah (Rhodophyta), alga
hijau (clorophyta), alga keemasan (Chrysophita), alga coklat (phaeophyta)
(Waluyo, 2006: 102).
2. Fungi
Fungi
merupakan kelompok organism eukariotik dan pada umunya multiseluler (bersel
banyak). Semua fungi memiliki tiga ciri, yaitu tidak memiliki jaringan
pembuluh, salah satu alat perkembangbiakannya adalah spora dan tidak mengandung
klorofil. Ada 5 filum dalam fungi, yaitu basidiomycetes, ascomycetes,
zigomycetes, deuteromycetes, dan chytridomycetes (Simbolon, 1989: 37).
3. Liken
Organism
ini adalah kumpulan fungi dan alga, tapi merupakan satu kesatuan. Hidup secara
autotrof. Liken hidup secara epifit. Alga yang menyusun liken disebut godium.
Liken berkembangbiak dengan cara vegetative. Karena bagian-bagian talus terpisah,
tumbuh sebagai individu baru (Syamsuri,2000: 65).
4. Bryophyta
(lumut)
Lumut
merupakan tumbuhan kecil yang agak sederhana karena sudah memiliki akar,
batang, daun sederhana yang disebut rizoid .Pada devisi plantae Bryophyta
dibagi menjadi tiga kelas yaitu Hepaticiae, Musci, dan Anthocerophytaceae.
Tumbuhan Bryophyta merupakan jenis jenis tumbuhan yang pertama kali beradaptasi
di darat dan pada umumnya memiliki tempat hidup di daerah lembab dan basah.
Berdasarkan struktur tubuhnya, sebagian ahli menganggap tumbuhan lumut masih berupa
talus (antara akar, batang dan daun) belum dapat dibedakan secara jelas, tapi
sebagian akar, batang dan daun masih dapat dibedakan. Dapapt disimpulkan bahwa
tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan thalus dan kormus .Tumbuhan
Bryophyta memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa, terdapat gamatonium
(organ pembentuk sel kelamin). Reproduksi Bryophyta dilakukan dengan pergiliran
keturunan. Pergiliran keturunan terjadi antara fase gametofit (sebagai
penghasil sel gamet) dan fase sporofit (sebagai penghasil spora). Proses ini
disebut metagenesis. Gametofit merupakan keturunan seksual, sedangkan sporofit
merupakan keturunan aseksual (Syamsuri, 2000: 67-68).
Tumbuhan
berpembuluh merupakan tumbuhan yang lebih sempurna daripada tumbuhan tidak
berpembuluh karena telah memiliki akar, batang, dan daun. Selain itu, juga
telah memiliki pembuluh yang merupakan jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut
berupa dua pembuluh, yaitu xylem dan floem. Xylem berfungsi untuk menyerap air
dan garam mineral dari dalam tanah dan diangkut ke daun. Floem berfungsi untuk
mengangkut sari makanan hasil fotosintesis dan mengedarkan ke seluruh tubuh
tumbuhan. Tumbuhan berpembuluh ini terdiri atas dua kelompok, yaitu tumbuhan
paku (Pteridophyita) dan tumbuhan biji (Spermatophyta). Tumbuhan biji dibagi
lagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Pinophyta) dan tumbuhan berbiji tertutup
(Magnoliophyta) (Dwidjoseputro, 1986: 89).
Tumbuhan
paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan yang sudah
mempunyai akar, batang, dan daun sejati, juga telah memiliki jaringan
pengangkut xile dan floem yang terdapat pada daun, batang, dan akarnya.
Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon
(epifit), di tepi sungai di tempat-temapt yang lembab (higrofit), hidup di air
(hidofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit).
Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang
disebut rizhoma. Daun mulai tumbuh dari rizhoma tersebut. Daun paku muda ujungnya
menggulung. Daun paku dewasa terdiri
atas daun fertile dan daun steril. Daun steril adalah daun yang tidak
ada bintil-bintil hitam di permukaan bawah daunnya. Daun ini disebut juga daun
mandul. Daun fertile adalah daun paku yang di permukaan bawah daunnya terdapat
bintil-bintil kehitaman. Daun ini disebut juga daun subur. Binti-bintil di
permukaan bawah daun adalah sekumpulan sporangium yang disebut sorus
(Dwidjoseputro, 1986: 91).
Devisi
Spermatophyta pada plantae dibagi menjadi dua subdivisi, yaitu Gymnospermae
(tumbuhan biji terbuka) merupakan tumbuhan yang bijinya tidak tertutup oleh
daun buah, sehingga tampak dari luar. Tumbuhan biji tertutup (Angiospemae),
pada golongan ini memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi di dunia tumbuhan,
hal ini disebabkan Angiospermae tingkat perkembangbiakan sangat sempurna,
apabila dibandingkan dengan golongan lainnya. Proses reproduksi dilakukan
secara seksual dan aseksual, baik alami maupun buatan (Krisdanto, 2005: 58).
Tumbuhan
berbiji terbuka berbeda dengan tumbuhan berbiji tertutup terutama karena
letaknya bijinya yang langsung berada pada megastrobilus dan tidak tertutup
oleh buah. Jika dilihat dari morfologi tubuhnya, tumbuhan ini sudah merupakan
tumbuhan kormus, karena sudah dapat dibedakan menjadi akar, batang dan daun.
Tumbuhan
berbiji tertutup,baik monokotil maupun dikotil, bagian tubuhnya sudah dapat
dibedakan menjadi akar, batang, dan daun. Tumbuhan monokotil berbeda dengan
tumbuhan dikotil terutama karena daun pada embrionya hanya satu helai, tulang
daunya biasanya sejajar atau melengkung, batangnya umumnya tidak mengalami
pertumbuhan menebal/sekunder, bunganya dengan bagian-bagian berjumlah tiga atau
kelipatannya, biasanya berukuran kecil dan tidak menyolok. Tumbuhan dikotil
mempunyai ukuran yang sangat bervariasi dari yang berhabitus herba, semak,
perdu, sampai pohon yang bisa mencapai ukuran berpuluh meter dengan umur
ratusan tahun. Tulang daun bervariasi, bentuk daun bervariasi, ukuran
bervariasi dan tata letak sangat bervariasi pula. Bunganya umumnya menyolok
dengan warna bervariasi. Hasil dari fertilisasi sel telur dalam putik dan sel
sperma dari serbuk sari menghasilkan embrio dalam biki yang berada dalam buah
(Tim Dosen Pembina, 2012).
I.
Pembahasan
Pada praktikum
kali ini mengenai keanekaragaan organisme pada tumbuhan dari tingkat rendah
sampai tingkat tinggi. Dimulai dari Schyzophyta yang diwakili oleh preparat
awetan alga, Bryopitha yang diwakili oleh tumbuhan lumut daun, Pteridophyta
yang diwakili oleh tumbuhan pakuan-pakuan, dan Spermatophyta yang meliputi
Pinophyta yang diwakili oleh pinus (pinus sp.), Magnoliophyta yang
terbagi menjadi monokoti yang diwakili oleh rumput teki (Cyperus rotundus),
dan dikotil yang diwakili pacar air (Impatiens balsamina). Dari berbagai
kelompok tumbuhan dari yang terkecil sampai yang terbesar mempunyai karakteristik
dan perbedaan tersendiri pada masing-masing divisi.
Percobaan
pertama dimulai
dari kelompok Schyzophyta contohnya alga yang diamati dengan bantuan mikroskop
karena menggunakan alga awetan. Alga ini
masih sangat sederhana, yang masih terlihat dinding selnya, sitoplasma dan
nukleusnya tentu dengan bantuan mikroskop tersebut.
a. Dinding
sel berfungsi untuk mengatur bentuk
b.
sitoplasma
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bahan kimia yang penting
bagi metabolisme sel , seperti enzim enzim, ion ion, gula, lemak dan protein
c.
nucleus
berfungsi :
1.
Mengendalikan
proses berlangsunnya metabolisme di dalam sel.
2.
Menyimpan
informasi Genetik (GEN) dalam bentuk DNA.
3.
Mengatur kapan dan dimana ekspresi gen-gen
harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
4.
Tempat
terjadinya replikasi (perbanyakan DNA) dan transkripsi (pengutipan DNA)
d.
Kloroplas
fungsi utama kloroplas yaitu merupakan tempat fotosintesis.
Percobaan kedua dilakukan pada tumbuhan
lumut daun (Musci) karena lumut daun
ini mudah ditemukan dan mudah dipelajari. Bagian tumbuhan yang sering kita
lihat warna hijau dan sering kita sebut sebagai lumut adalah bagian saat
gametofitnya. Sebenarnya ada 2 macam gametofit yaitu gametofit jantan dan
gametoft betina namun sulit dibedakan. Pada pengamatan terlihat struktur
morfologi lumut daun yaitu :
1. Rhizoid
: Rizhoid berfungsi sebagai penyerapan air dan zat mineral dari dalam tanah,
kadang organ ini juga berfungsi sebagai pelekatan tumbuhan lumut pada tempat
tumbuhnya (di batu,tembok,tanah dll). Lumut belum memiliki akar sejati sehingga
rhizoid ini merupakan modifikasi dari akar yang juga memiliki fungsi mirip
seperti akar.
2. Batang/tangkai/seta
: organ ini belum mempunyai pembuluh xylem dan floem, seta bagian bawah
mempunyai fungsi sebagai tempat melekatnya daun. Seta juga berfungs iuntuk mengangkat kapsul ke
atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan tersebar
ke mana-mana. Dan organ ini termasuk dalam fase sporofit.
3. Daun
hijau : Daun tumbuhan lumut mempunyai bentuk yang sangat kecil dan sempit.
Organ ini juga hanya sebagai modifikasi daun saja, yang mempunyai fungsi
sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.
4. Sporogonium/kotak
spora : bagian ini ditunjukkan oleh nomor 9, organ ini berfungsi untuk tempat
terjadinya pembelahan meiosis dan untuk pembentukan spora, oleh karena itu
sporangium ini berisi banyak spora.
5. Tudung/kop/kapsul
: kapsul dilindungi oleh kaliptra. Organ ini berfungsi mentup spora agar tidak
jatuh saat belum matang.
6. Sporangiofor/spora
: yaitu hasil dari perkembang biakan sel ovum (arkegonium) dan sel sperma
(anteridium).
Pada tumbuhan
lumut mempunyai karakteristik/ciri khusus yang berbeda dari tumbuhan lain, struktur
tubuh lumut masih sederhana belum memiliki berkas angkut, baik pada daun maupun
pada batang. Proses pengangkutan air dan mineral di dalam tubuh lumut
berlangsung secara difusi bukan melalui berkas pengangkut jadi aliran air
lambat. Hal ini menyebabkan lumut hanya dapat tinggal di tempat yang lembab
atau di rawa-rawa.
Percobaan ketiga melakukan pengamatan
pada tumbuhan paku-pakuan. Didapat hasil pengamatan tumbuhan paku tersusun atas
struktur morfologi :
a. Akar
: akar ini berupa rhizoid, mempunyai fungsi sama seperti akar serabut pada
umumnya. Sudah memiliki berkas angkut, xylem dan floem.
b. Batang/rizoma
: Batang ini tidak tampak karena berada dalam tanah, bisa disebut
rimpang/rizoma. Mempunyai fungsi sebagai penyokong/perlekatan tangkai daun.
c. Helaian
daun :Terdiri dari daun fertile dan daun steril. Daun yang fertile mempunyai
spora sedangkan yang steril tidak mempunyai spora. Berfungsi untuk
fotosintesis.
d. Tangkai
daun : berfungsi untuk melekatkan/menegakkan helaian daun.
e. Daun
; Terdiri dari helaian daun, dan tangkai daun.
f. Sporangium/kotak
spora : berfungsi sebagai tempat pembentukan spora.
Karakteristik/cirri khusus yang terdapat
pada tumbuhan paku adalah tumbuhan paku mempunyai daun yang menggulung saat
masih muda. Mempunyai kutikula pada bagian luar tubuh. Embrio multiseluler yang
terdapat di dalam arkegonium.
Pengamatan selanjutnya pada tumbuhan
berbiji terbuka (Pinophyta) dengan menggunakan bahan pinus (Pinus sp) yang masih tergolong division
Spermatophyta. Pada pengamatan terlihat struktur tumbuhan pinus :
a. Akar
: tumbuhan pinus mempunyai akar tunggang yang berfungsi menopang tubuh
tumbuhan, karena umumnya tumbuhan paku memiliki diameter batang yang lumayan
besar.sehingga dapat kokoh berdiri.
b. Batang
: batang tumbuhan ini sudah mempuyai berkas angkut xylem dan floem, serta sudah
mengalami pertumbuhan sekunder.
c. Daun
: memiliki bentuk daun menyerupai jarum sebagai tempat fotosintesis.
d. Strobilus
: berfungsi sebagai tempat penghasil sel kelamin. Sel kelamin jantan pada
strobilus jantan dan strobilus betina pada strobilus betina. Strobilus jantan
biasanya terletak di ujung apical/batang dan berbentuk kuncup sedangkan
strobilus betina biasanya terletak di ujung aksiler/ ketiak daun dan berbentuk
agak mekar/besar.
Karakteristik tanaman pinus ini adalah
umumnya memiliki akar tunggang. Habitus semak, perdu/pohon. Batang umumnya
berkambium, tumbuh tegak lurus, bercang-cabang . pinus juga memiliki daun yang
sempit, tebal, dan sedikit kaku. Biji telanjang yang tumbuh pada permukaan dari
megasporofil(daun buah). Bunga sesungguhnya belum ada.sporofil terpisah-pisah
dan membentuk strobilus jantan dan strobilus betina dalam 1 rumah.
Pengamatan selanjutnya pada tumbuhan
berbiji tertutup (Magnoliophyta) monokotil dengan menggunakan bahan rumput teki
(Cyprinus rotundus). Diperoleh
struktur tumbuhan :
a. Akar
: rumput teki memiliki akar serabut, berfungsi sebagai penyerap air dan mineral
dari dalam tanah. Tanaman ini tidak kokoh seperti tanaman Pinophyta sebelum nya
yang memiliki akar tunggang. Akar ini kadang membentuk stolon.
b. Batang
: batang tanaman ini berbentuk segitiga dan tak berkambium. Fungsinya sama
seperti fungsi batang pada umumnya.
c. Bunga
: terdapat pada ujung apical. Berfungsi sebagai alat perkembang biakan karena
rumput teki tidak memiliki buah dan biji.
d. Daun
: berfungsi sebagai tempat fotosintesis.
Karakteristik tumbuhan angiospermae ini
adalah habitat nya herba, semak,perdu/pohon.memiliki bunga tunggal. Memiliki
bunga sesungguhnya. Daun pipih melebar dengan tulang daun yang beragam.
Pengamatan terakhir pada tumbuhan
berbiji tertutup dikotil (Magnoliophyta) dikotil dengan mengugunakan bahan
pacar air (Impatiens balsamina).
Terlihat struktur-struktur tumbuhan :
a. Akar
: memiliki akar tunggang yang fungsinya sama seperti akar tunggang lainnya
yaitu memperkokoh tanaman agar tidak mudah tumbang.
b. Batang
: berbentuk silindrris, tidak mengandung kambium. Berfungsi unutk pengangkutan
air mineral dari akar menuju ke seluruh tubuh tanaman. Batang pacar air
berwarna bening karena banyak mengandung air.
c. Daun
: mempunyai tipe duduk daun tersebar, tulang daun menyirip, dan tepi daun
bergerigi. Daun befungsi untu k fotosintesis.
d. Bunga
: terdapat mahkota bunga yang berwarna merah muda ditunjukkan oleh nomor a pada
hasil pengamatan, juga terdapat kelopak yang ditunjukkan oleh nomor b, juga
terdapat putik dan benang sari didalam nya namun pada waktu pengamatan tidak
begitu terlihat. Organ ini berfungsi untuk tempat reproduksi.
e. Buah
: buah berfungsi sebagai penyebaran atau pemindahan biji.
f. Biji
: berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Biji merupakan bakal tumbuhan.
Perbedaan
tumbuhan biji tertutup (Pinophyta) dengan tumbuhan biji terbuka (Magnoliophyta)
yaitu sebagai berikut :
1.
Tumbuhan
biji tertutup (Pinophyta)
Ciri morfologi
tumbuhan ini adalah berakar tunggang, daun sempit, tebal dan kaku, bibji
terdapat dalam buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang
lain (mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari
terpisah dan masing-masing disebut dengan strobilus.
Ciri-ciri anatomi tumbuhan ini
memiliki akar dan batang yang berkambium, akar mempunyai kaliptra, batang tua
dan batang muda tidak mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang
mengandung zat tepung. Pembuahan tunggan dan selang waktu antara penyerbukan
dengan pembuahan relative lama. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara
sempurna beupa trakeid. Yang termasuk golongan ini adalah pakis haji (Cycas
rumphii), Ginko ( Ginko Opsida).
2.
Tumbuhan
biji terbuka (Magnoliophyta)
Ciri-ciri morfologi tanaman ini yaitu mempunyai bunga yang
sesungguhnya, bentuk daunpipih dan lebar dengan susunan daun yang bervariasi,
bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi
pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endsperm berlangsung dalam waktu yang
hamper bersamaan.
Magnoliophyta dubedakan mnjadi dua
kelas berdasarkan keeping biji (keotiledon) adalah sebagai berikut :
a.
Monokotiledon
yaitu tumbuhan yang mempunyai keeping biji tunggal. Contohnya kelapa (Cocos
nucifera), melinjo (Gnetum gnemo).
b.
Dikotiledon
yaitu tumbuhan yang mempunyai keeping biji dua. Contohnya petai (Parkia
speciosa), cabe rawit (Capsium frustescens).
Tabel perbedaan morfologi dan antomi monokotiledon dengan
dikotiledon
Berikut bagan fase perkembang biakan tumbuhan lumut dengan tumbuhan
paku.
Tumbuhan paku
|
Tumbuhan lumut
|
Mekanisme
terbentuknya tumbuhan lumut
Lumut mengalami reproduksi seksual, karena anteridium akan
menghasilkan sejumlah gamet jantan berfagella (sel sperma) yang nantinya akan
dilepaskan dari anteridium, karena dia hidup ditempat yang basah. Sel sperma
ini dpat berenang. Arkegonium akan menghasilkan ovum. Perhatikan gambar dibawah
ini ! sel sprerma (spermatozoid) akan berenang menuju arkegonium dan terjadilah
pembuahan. Jadi lumut mengalami pergiliran keturunan/metagenesis.
Sel Pada arkegonium
yang berbentuk seperti botol, ada dua bagian lebar yang disebut perut dan
bagian sempit yang disebut leher. Kedua bagian ini mempunyai dinding yang
terdiri atas slapis sel. Dalam bagaian perut terdapat satu sel pusat besar yang
siap untuk dibuahi dan akan membelah menjadi sel telur. Bentuk anteirdiu sperti
gada/bulat dan dindingnya seperti arkegonium yang terdiri atas selapis sel
mandul, didalamnya terdapat sejumlah sel-sel induk spermatozoid berbentuk
spiral pendek yang terdiri atas inti dan dua bulu cambuk.
Apabila arkegonium telah masak, maka sel telur siap dibuahi
dan akan membuka ujungnya. Pada bagian sel-sel leher dan perutnya menjadi
lender yang menghasilkan zat-zat tertentu sebagai daya penarik spermtozoid.
Jika dibuahi akan menjad zigot yang tidaka akan membutuhkan waktu istirahat,
tetapi terus berkembang menjadi embrio yang diploid kemudian tumbuh menjadi
satu badan kecil yang akan menghasilkan spora yang disebut sporongonium.
Di dalam sporogonium terdapat kotak spora yang disebut
sporangium. Sporangium ini akan memproduksi spora (4spora yang
berkelompok/tertrade) dengan pembelahan meosis, kemudian terlepas. Apabila
dalam keadaan lingkungan yang cocok, sporangium akan terbuka sehingga akan
terlepas dan jatuh pada tempat yang cocok akan berkecambah dan membentuk
prothlium atau prothalus yang disebut
dengan protnema yang bentuknya seperti benang memanjang diatas tanah. Protonema
ini akan tumbuh menjadi besar, tetapii ada pula yang tetap kecil. Pada
protonema ini terdaat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan
lumut.
Pada fase perkembangan yang haploid. Protonema dan lumutnya
sendiri adalah gametofit sehingga disebut sebagai fase gametofit. Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh
sporogonium dan merupakan fase perkembangan diploid. Sporognium ini tidak hidup
sendiri, tetapi mendapatkan makananya dari gametofitnya. Sporogonium akan mengalami
pembelahan secara reduksi menghasilkan spora, sehingga fase in disebut fase
sporofit. Demikian seterunya kedua fase ini akan terjadi secara bergantian.
Selain memperbanyak diri dengan spora, lumut juga melakukan
perkembang biakan secara vegetative
dengan kuncup eram. Perkembang biakan ini dapt terjadi dengan bermacam-macam
cara, pada protonema, talus, atau bagian-bagaian lain padalumut. Kuncup eram
dapat melepaskan diri dari induknya dan tumbuh menjadi individu baru.
Mekanisme terbentuknya tumbuhan paku
Alat perkembang biakan paku utamanya adalah spora. Tumbuhan paku
dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Seperti pada luut, daur
perkembang biakan tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan. Perkembang biakan secara aseksual
dilakukan dengan menggunakan rizom aau pertunasan dan secara seksual terjadi
dengan pergiliran keturunan antara dua generasi.
Pergiliran keturunan pada tumbuhan paku terjadi secara bergantian
antara generasi sporofit dan gametofit. Generasi sporofit adalah tumbuhan paku
itu sendiri, yaitu tumbuhan paku sporofit yang menghsilkan spora. Tmbuhan paku
(sporofit) dapat tumbuh dan bertunas melakukan perkembang biakan secara
aseksual. Spora yang dikeluarkan dari sporangium dan jatuh ditempat yang sesuai
akan berkembang biak menjadi protalium. Prothalium adalah gametofit pada
tumbuhan paku.prothalium berumur lebih pendek dari pada sporofit. Protalium
berbentuk seperti jagung, berwarna hijau, dan melekat pada substratnya dengan
rizoid. Protalium akan berkembang biak menjadi anteridium dan arkogonium. Anteridium
menghsilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Pembuahan hanya
berlangsung jika ada air. Peleburan sperma dan ivum menghasilkan zigot. Zigot
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang diploid. Tumbuhan paku dewasa kaan
menghasikan spora. Spora akan tumbuh lagi menjadi protalium dan begitu
seterusnya hingga berulang siklus pergiliran keturunan.
Kebanyakan tumbuhan paku (Filicinae) mempunyai spora dengan
sifat-sifat yang sama dan setelah berkecambah, menghasilkan protalium yang
mempunyai anteridium dan arkegonium. Jenis paku yang menghasilkan spora yang
sama besar dan berumah satu disebut dengan paku homospor atau isospor. Akan
tetapi, pada tumbuhan paku lainnya,
seperti Selaginellales dan Hydropteridales, protaliumnya tidak sama besar dan berumah dua yang disebut dengan paku heterospor.
seperti Selaginellales dan Hydropteridales, protaliumnya tidak sama besar dan berumah dua yang disebut dengan paku heterospor.
Pemisahan jenis kelamin telah terjadi sejak pembentukan spora,
selain berbeda jenis kelamin, ukuran juga berbeda. Ada yang berukuran besar dan
mengandung banyak cadangan makanan yang disebut makrospora atau megaspora yang
terbentuk dalam makrosporangium.
Jikaberkecambah, akan tumbuh menjadi protalium yang mengandung
arkegonium yang disebut makroprotalium atau protalium betina. Yang berukuran kecil
dinamakan mikrospora yang terbentuk dalam mikrosporangium. Mikrospora akan
tumbuh menjadi protalium yang mengandung anteridium yang disebut mikroprotalium
atau protalium jantan.
II.
Penutup
2.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
diatas dapat disimpulkan bahwa struktur morfologi tumbuhan terdiri dari :
1. Struktur
morfologi tumbuhan tingkat rendah Bryophyta (Lumut daun/ musci) yaitu terdiri dari rhizoid, batang, daun, sporogonium,
sporangiofor, tudung.
2. Struktur
morfologi tumbuhan Pterydophyta terdiri dari : akar, batang, helaian daun,
sporangium, tangkai daun, daun.
3. Struktur
morfologi tumbuhan tingkat tinggi, Gymnospermae (Pinus merkusii) terdiri dari akar, batang, daun dan strobilus.
4. Struktur
morfologi tumbuhan tingkat tinggi, Angiospermae monokotil (Cyperus rotundus) terdiri dari akar, batang, daun, bunga.
5. Struktur
morfologi tumbuhan tingkat tinggi, Angiospermae dikotil (Impatiens balsamina) terdiri dari : akar, batang, bunga(kelopak,
mahkota, putik, benang sari), buah, dan biji.
2.2
Saran
Sebaiknya pada praktikum akan datang di tiap kelas
diberi dua contoh tanaman yang sama sehingga bisa membedakan tanaman yang
sejenis. Misalnya pada kelas tumbuhan tingkat rendah disediakan contoh lumut
dan dan lumut hati, dan pada
waktu membawa bahan yang akan digunakan sebagai obyek pengamatan sebaiknya
membawa bahan yang struktur nya masih lengkap dan tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro.
1986. Biologi. Jakarta: Erlngga.
Krisdanto,
dkk. 2005. Penuntun Praktikum Biologi
Umum. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.
Simbolon,
Hubu. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Syamsuri,
I. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Tim
Dosen Pembina.2012. Petunjuk Praktikum
Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.
Waluyo,
Joko.2006. Biologi Dasar. Jember:
Universitas Jember.
0 comments:
Post a Comment