LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
SISTEM RESPIRASI
OLEH
Wahyul Inayah
130210103049
Kelas C
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2013
I. Judul
Sistem Respirasi
II. Tujuan
1.
Mengetahui
kapasitas pernafasan paru-paru
2.
Mengetahui
organ respirasi pada hewan
III. Dasar Teori
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan
jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup, termasuk manusia (Wildan,1987).
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi
dalam aktivitas metabolisme khususnya produksi atau perubahan dari energi kimia
yang terikat dalam materi organik menjadi energi siap pakai (ATP) dalam sel.
Hewan dan manusia umumnya memiliki organ respirasi yang berbeda. Pada hewan
umumnya memiliki organ respirasi yang brmacam-macam tergantung pada habitat dan
pola adaptasinya. Selain itu, tingkatan evolusi juga menentukan macam organ
respirasinya. Secara khusus organ respirasi merupakan media pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dari dalam dan luar tubuh. Organ ini pada ujungnya
merupakan suatu bentuk membran yang sangat tipis, sehingga memungkinkan proses
difusi antara lingkungan luar dengan dalam tubuh( Tim Dosen Pembina, 2012 :29).
Manusia membutuhkan suply oksigen secara
terus-menerus untuk proses respirasi sel dan membuang kelebihan karbondioksida
sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara
oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus
berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal
dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh
gas yang ada. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui perantara alat pernapasan
yang berada di luar. Pada alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai
permukaan untuk tempat pertukaran gas (Waluyo, 2011 : 65).
Sistem pernapasan pada manusia meliputi berbagai organ
pernapasan. Jalur pernapasan pada manusia yaitu rongga hidung → faring → trakea →
bronkus → bronkiolus → alveolus→ sel-sel tubuh.
a. Hidung
(Cavum Nasalis)
Udara
keluar masuk melalui rongga hidung. Rongga hidung selalu lembap karena adanya
selaput lendir. Di dalam rongga hidung juga terdapat rambut-rambut pendek dan
halus. Selaput lendir dan rambut-rambut halus ini berfungsi menyaring debu dan
kotyoran yang masuk bersama udara, melekatkan kotoran pada rambut hidung,
mengatur suhu udara pernapasan dan mengenali adanya bau.
b. Tekak
(Faring)
Udara
dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan persimpangan antara rongga
hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga mulut ke kerongkongan
(saluran pencernaan). Pada bagian belakang faring terdapat laring. Laring
disebut pula pangkal tenggorok. Pada laring terdapat pita suara dan epiglotis
atau katup pangkal tenggorokan. Pada waktu menelan makanan epiglotis menutupi
laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebaliknya pada waktu
bernapas epiglotis akan membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian
menuju tenggorokan.
c. Tenggorokan
(Trakea)
Tenggorokan berbentuk seperti
pipa dengan panjang kurang lebih 10 cm. Di paru-paru trakea bercabang dua
membentuk bronkus. Dinding tenggorokan terdiri atas tiga lapisan berikut.
d. Cabang
Tenggorokan (Bronkus)
Bronkus merupakan cabang
batang tenggorokan.Jumlahnya sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan
yang satu menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang
,sempit dan mendatar daripada yang arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan
paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir
sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding
bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang
menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus.
e. Bronkiolus
merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang
semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai
tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.
f. Alveolus
Bronkiolus bermuara pada
alveol (tunggal: alveolus), struktur berbentuk bola-bola mungil yang diliputi
oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi alveoli memudahkan
darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga
alveolus.
g.
Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga
dada, di bagian bawah berbatasan dengan diafragma, sedangkan di depan dan di
samping dibatasi oleh tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas antara rongga
perut dengan rongga dada. Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3 lobus.
Sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus.
Paru-paru manusia terbungkus oleh dua
selaput, yaitu pleura dalam (pleura visceralis) dan pleura luar (pleura
parietalis). Pleura dalam langsung menyelimuti paru-paru, sedangkan pleura luar
bersebelahan dengan tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga
tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga yang berisi cairan
pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru.
Paru-paru tersusun atas bronkiolus,
alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Alveolus adalah kantung udara
yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus. Alveolus memiliki selaput tipis dan
pada permukaannya banyak terdapat muara kapiler darah, oleh karena itu dapat
berlangsung pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida secara difusi (Ridwanas, 2011).
Proses pernapasan terdiri dari
dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik napas dan menghembuskan udara atau
mengeluarkan udara. Menghirup udara disebut inspirasi dan menghembuskan udara
disebut ekspirasi. Berdasarkan bagian
tubuh yang mengatur kembang kempisnya paru-paru, pernapasan dapat dibedakan
menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena
gerakan otot-otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkontraksi,
tulang rusuk terangkat naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga
tekanan rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru
mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan
udara di atsmosfer. Akibatnya udara mengalir dari luar kedalam paru-paru
(inspirasi). Sebaliknya, ketika otot-otot antartulang rusuk relaksasi, tulang
rusuk turun. Akibatnya rongga dada menyempit dan tekanan udara di dalamnya
naik. Keadaan ini membuat paru-paru mengempis. Karena paru-paru mengempis,
tekanan udara di dalam paru-paru lebih tinggi daripada tekanan atsmosfer,
sehingga udara keluar (ekspirasi).
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi
akibat gerkan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, diafragma yang
semula cembung ke atas bergerak turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada
membesar dan paru-paru mengembang sehingga perut menggembung, tekanan udara di
dalam paru-paru turun dan udara dari luar masuk ke dalam paru-paru (inspirasi).
Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. Pada saat semikian paru-paru mengempis dan mendorong udara keluar dari paru-paru (ekspirasi). Pernapasan perut terjadi terutama pada saat tidur (Iyrawati, 2011).
Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. Pada saat semikian paru-paru mengempis dan mendorong udara keluar dari paru-paru (ekspirasi). Pernapasan perut terjadi terutama pada saat tidur (Iyrawati, 2011).
Volume paru-paru bagian kiri terdiri
atas 4 volume yang berbeda dan bila dijumlahkan semuanya sama dengan volume
maksimum paru-paru yang masih dapat diharapkan. Arti penting dari masing-masing
volume tersebut adalah sebagai berikut.
1.Volume tidal adalah volume udara pada waktu inspirasi
atau ekspirasi normal, dan volumenya kira-kira 500 ml.
2.Volume cadangan inspirasi adalah volume ekstra udara
yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal sebagai volume udara tambahan
terhadap volume volume tidal, dan biasanya volume udara itu kira-kira 3000 ml.
3.Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara yang
masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat
akhir ekspirasi normal, biasanya besar volume ini kira-kira 1100 ml.
4.Volume residu adalah volume udara yang masih tinggal di
dalam paru-paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume residu ini
rata-rata 1200 ml.
Kapasitas paru-paru dalam siklus
paru-paru kadang-kadang perlu mempertimbangkan 2 atau lebih volume udara
tersebut di atas secara bersama-sama. Penggabungan ini disebut kapasitas
paru-paru. Kapasitas paru-paru berbeda-beda dapat dijelaskan sebagai berikut
ini.
1.
Kapasitas
inspirasi = volume tidal + volume cadangan inspirasi. Ini adalah sejumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang
berarti seseorang bernafas mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan
memperbesar paru-parunya hingga maksimum.
2. Kapasitas residu fungsional = volume cadangan ekspirasi +
volume residu
Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml).
Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml).
3. Kapasitas vital = volume cadangan inspirasi + volume
tidal + volume cadangan ekspirasi .Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru setelah ekspirasi dan dilanjutkan dengan ekspirasi
maksimum.
4. Kapasitas total paru-paru adalah volume maksimum paru-paru yang
masih dapat diperbesar dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml) ( Johnson,
1994).
.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini
yaitu mengenai sistem respirasi pada manusia dimana kami melakukan pengamatan
pada kapasitas pernapasan paru-paru yang merupakan kombinasi antara volume
tidal, cadangan inspirasi, cadangan ekspirasi dan residu. Dalam melakukan
praktikum juga memerlukan beberapa probandus atau orang percobaan guna diteliti
sistem pernapasannya. Beberapa probandus tersebut harus memiliki kriteria yang
merupakan faktor yang mempengaruhi besar nya kapasitas paru-paru atau volume
vital respirasinya yaitu jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan dan
lingkar dada.
Faktor
pertama yang mempengaruhi besar nya
kapasitas pernapasan adalah faktor jenis kelamin. Antara pria dan wanita tentu
berbeda kapasitas pernapasannya. Laki-laki umumnya mempunyai kapasitas
pernapasan yang lebih besar daripada perempuan. Pada dasarnya laki-laki bernapas lebih pelan dari pada perempuan, ini
dikarenakan volume paru-paru laki-laki lebih besar daripada perempuan. Namun
kadar oksigen yang dibutuhkan laki-laki akan
lebih besar daripada perempuan karena pada umumya laki-laki lebih banyak
bergerak dan melakukan aktivitas yang berat daripada perempuan. Oleh karena itu
oksigen banyak dibutuhkan oleh pria daripada wanita yang mengakibatkan
kapasitas paru-paru nya besar. Hal ini tidak sesuai dengan hasil pengamatan
karena kesalahan probandus dalam melakukan percobaan.
Selain jenis
kelamin, umur juga mempunyai peranan dalam menentukan kapasitas paru-paru
seseorang. Semakin tua seseorang, kapasitas pernapasan atau volume vital
pernapasannya lebih rendah daripada orang yang masih muda. Hal ini dikarenakan
pada waktu dewasa atau masih muda, mereka masih memiliki banyak kegiatan atau
aktivitas yang mengakibatkan kebutuhan oksigennya juga banyak. Berbeda dengan
orang yang lebih tua dimana kemampuan organ-organnya pun juga berkurang yang
mengakibatkan aktivitas mereka lebih sedikit dan lebih ringan sehingga
kebutuhan mereka akan oksigen lebih sedikit daripada orang yang masih muda. Di
dalam percobaan yang dilakukan, umur masing-masing probandus tidak jauh beda
sehingga kapasitas pernapasan mereka juga tidak jauh berbeda.
Tinggi badan
serta berat badan juga memiliki peran yang saling berkaitan antara keduanya
dengan volume vital paru-paru. Orang dikatakan bertubuh ideal apabila tinggi
badannya sesuai dengan berat badan yang dimilikinya. Tidak terlalu gemuk dan
terlalu kurus. Berdasarkandata hasil
percobaan yang telah kami lakuka jika orang yang gemuk, mereka akan memiliki
kapasitas pernapasan yang lebih besar daripada orang yang kurus. Hal tersebut
disebabkan karena orang yang gemuk memiliki banyak kebutuhan oksigen untuk
proses metabolisme nya daripada orang yang lebih kurus. Karena suplai
oksigennya lebih besar maka volume vital pernapasan nya juga besar.
Faktor selanjutnya adalah lingkar dada. Jika lingkar dada
semakin besar, maka kapasitas paru-paru akan semakin besar pula. Karena rongga
dada yang besar akan memaksimalkan pengembangan paru-paru saat inspirasi,
sehingga oksigen akan semakin banyak yang dihirup. Sebaliknya jika lingkar dada
kecil maka oksigen yang dihirup akan sedikit pula. Hal ini tidak sesuai dengan
percobaan yang dilakukan, probandus dengan lingkar dada yang besar maka kapasitas
paru-parunya juga besar karena kekurang makasimalan probandus dalam meghirup
dan menghembuskan nafas.
Selain beberapa faktor di atas, kapasitas pernapasan
seseorang juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukannya. Dalam
percobaan ini, probandus melakukan gerak berupa naik turun tangga untuk
membedakan kapasitas pernapasannya dengan yang hanya diam (tidak melakukan
gerak apapun). Berdasarkan hasil yang didapat, diperoleh data bahwa orang yang
melakukan aktivitas akan mempunyai kapasitas pernapasan yang besar. Hal itu
dapat terjadi karena saat beraktivitas energi yang dibutuhkan
banyak sehingga meningkatkan laju kebutuhan metabolisme yang akan meningkatkan
laju kebutuhan oksigen. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen ini maka dipercepat
frekuensi pernapasan agar kebutuhan
oksigen tersebut terpenuhi. Kenaikan
kapasitas paru-paru ini ditunjukkan dengan naiknya volume air di dalam botol
besar yang skalanya menunjukkan angka yang lebih besar dibanding sebelum
beraktivitas.
Teori
menyebutkan bahwa untuk laki-laki normal kapasitas vital ± 4000-5000 ml
sedangkan perempuan ±3000-4000ml. Namun jika dilihat dari tabel hasil
pengamatan, data dari setiap kelompok tidak ada yang valid, semua data
kapasitas vital yang diperoleh berbeda jauh dengan teori yaitu berkisar antara
1250ml sampai 2250ml, mungkin terjadi ketidak maksimalan probandus dalam
menghirup dan menghembuskan napas.
Dalam
percobaan kapasitas vital pernapasan didapat saat kondisi probandus diam dan
saat setelah berlari. Dalam tabel kapasitas vital rata-rata saat setelah lari,
lebih besar nilainya dibanding saat diam ada yang mencapai 2000ml dan 2250ml.
Percobaan ini tidak sesuai dengan teori yaitu bahwa “frekuensi kapasitas
pernapasan saat lari akan lebih besar dibanding saat diam, hal ini dikarena saat berlari tubuh aktivitas
metabolisme dalam tubuh meningkat sehingga harus bernapas lebih cepat untuk
memenuhi kebutuhan oksigen” kareana data kapasitas vital yang diperoleh ada
yang menunjukkkan 1250 ml.
Factor-faktor lain yang mempengaruhi kesalahan pengukuran yaitu pada
saat menghembuskan nafas pada selang, selang tidak segera ditutup sehingga
udara yang dihempuskan keluar lagi sebelum terbaca secara jelas pada botol. Dan
pada saat nafas dihebuskan botol tidak ditekan dengan kuat sehingga botol
bergerak-gerak dan nafas yang dihembuskan tidak terbaca secara falit.
VIII. PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa besar kapasitas vital paru-paru perempuan, antara
3000ml-4000ml, sedangkan laki-laki 4000ml-5000ml. Besar kapasitas vital
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, aktivitas. Kapasitas vital dapat meningkat
setelah melkukan aktivitas.
Kapasitas pernapasan seseorang berbeda
satu sama lain. Adapun faktor yang mempengaruhinya misalnya jenis kelamin,
tinggi dan berat badan, umur dan lingkar dada serta aktivitas yang dilakukan
seseorang tersebut. Umumnya orang yang berjenis kelamin laki-laki , orang yang
gemuk, orang yang lebih tua dan dan memiliki aktivitas yang berat memiliki
kapasitas yang lebih besar karena mereka membutuhkan banyak suplai oksigen
untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya yang ada dalam tubuhnya.
8.2
Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum, ditunjukkan
secara langsung cara pengukuran kapasitas paru-paru probandus agar semua
praktikan mengetahui caranya dan yang menekan botol pada bak diusahakan
laki-laki agar dapat menekan botol lebih kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Irawati. 2008. Sistem Pernafasan. http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/sistem-pernafasan-rhonda-m-jones-leonita.pdf [diunduh tanggal 4 desember 2013].
Johnson.
1994. Histologi dan Biologi Sel.
Jakarta: Binaputra Aksara.
Ridwanaz. 2011. Sistem Respirasi Alat Pernafasan dan Fungsinya. http://ridwanaz.com/umum/biologi/2011/sistem-respirasi-manusia-alat-pernafasan-dan
fungsinya. Pdf [diunduh tanggal 25 november 2012].
Waluyo,
Joko. 2011. Biologi Umum. Jember.
Universitas Jember.
Yatim,
Wildan. 1987. Biologi. Bandung:
Tarsito Suharyono.
0 comments:
Post a Comment