PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
“GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA”
WAHYUL INAYAH
130210103049
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2013
I.
Judul
Golongan Darah pada Manusia
II.
Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan penggolongan darah pada
manusia
III.
Dasar
Teori
1.
Pengertian
Darah
Darah adalah cairan yang terdapat
pada hewan tingkat tinggi ataupun manusia yang berfungsi sebagai alat
transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan
tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan,
manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.Darah
merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai
alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan
dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung
55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah
darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang
dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter (Mustahib, 2012).
Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :
a. Alat pengangkut air dan
menyebarkannya ke seluruh tubuh
b. Alat
pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
c. Alat
pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
d. Alat
pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
e. Alat
pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
f. Menjaga
suhu temperatur tubuh
g. Mencegah
infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
h. Mengatur
keseimbangan asam basa tubuh.
Macam-macam darah dalam tubuh manusia :
Eritrosit (sel
darah merah)
a.
Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih dan cekung di tengahnya)
b.
Tidak berinti
c.
Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritosit.
d.
Berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi
mengikat oksigen.
Leukosit (sel darah putih)
a.
Memiliki bentuk tidak tetap dandapat bergerak bebas
b.
Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti.
c.
Setiap 1mm3 darah, mengandung 6.000 – 9.000 leukosit.
d. Berfungsi melawan kuman yang masuk ke dalam
tubuh dengan cara fagositosis dan membentuk antibodi.
Trombosit (keping darah)
a.
Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah
b.
Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 - 300.000 trombosit.
c.
Berfungsi dalam proses pembekuan darah.
d.
Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari (Toshitaka,2009:67).
1. Golongan
darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok,
dan kematian. Penggolongan darah menurut sistem
A, B, O dapat dibedakan atas 4 macam yaitu:
a. Golongan
darah A, bila
dalam sel darah merahnya terdapat antigen
A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA .
- Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen B. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB .
- Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, yang masing –masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB.
- Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A dan / atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat resesif baik terhadap antigen IA maupun IB (Evelyn, 2000:45).
Berdasarkan keterangan diatas jika dibuat tabel hubungan
antara fenotip golongan darah, genotip dan kemungkinan sel gametnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Sistem ABO
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan
asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun
1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan
sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum
dari para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A
dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi
(tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada
dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B,
atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O. Kemudian Alfred Von
Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner menemukan
golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan
darah AB, kedua antigen A dan B
ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak
ditemukan antibodi (Hartoono, 2012).
Dalam
sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan
|
Sel Darah Merah
|
Plasma
|
A
|
Antigen A
|
Antibodi B
|
B
|
Antigen B
|
Antibodi A
|
AB
|
Antigen A & B
|
Tidak ada antibody
|
O
|
Tidak ada antigen
|
Antibodi Anti A & Anti B
|
Penyebaran
golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras.
Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi
yang berbeda-beda.
2. Pengaruh
penggolongan darah
a. Tipe
Golongan darah A
Tipe darah A lebih membutuhkan
pemanfaatan nutrisi dari sumber karbohidrat. Terjadi adaptasi biologis dari
struktur pencernaan tipe A. Rendahnya asam klorida pada lambung dan tingginya
enzim disakarida pada usus pencernaan membuat pencernaan karbohidrat lebih
efisien, ini juga membuat tipe A sulit mencerna dan menguraikan protein hewani
dan lemak.
b. Tipe
Golongan Darah B
Membutuhkan
protein hewani dan sayuran seimbang. Tipe B cenderung lebih sehat secara fisik
dan mental seimbang daripada jenis darah lainnya. Tipe B cenderung memiliki
kemampuan lebih besar untuk beradaptasi dengan tinggi adalah statistik yang
tertinggi dari jenis darah. Makanan lain yang harus dihindari oleh tipe darah B
adalah ayam. Ayam berisi agglutinating lektin darah B dalam jaringan otot nya,
makanan yang bermanfaatnya: kambing, domba, kelinci, sayur-sayuran hijau,
telur, dan susu rendah lemak.
c. Tipe
Golongan Darah O
Jenis
O adalah golongan darah pertama, leluhur prototipe tipe O adalah predator,
cerdik agresif. Aspek Jenis O profil tetap penting dalam setiap masyarakat
bahkan sampai hari ini - kepemimpinan, ekstroversi, energi dan fokus di antara
sifat-sifat mereka yang terbaik. Tipe O dapat kuat dan produktif, ketika respon
stres Tipe O bisa salah satu dari kemarahan, hiperaktif, dan impulsif.
Perubahan sifat terjadi disebabkan dari pola makan yang buruk, kurangnya
olahraga, perilaku tidak sehat atau tingkat stres meningkat. Masalah
kesehatannya cenderung karena pencernaan.
Jika
Tipe O bisa menyesuaikan hidupnya, Tipe ini dapat menuai manfaat dari keturunan
Anda. warisan genetik Anda menawarkan kesempatan untuk menjadi kuat, ramping,
produktif, berumur panjang dan optimis.
d. Merupakan
jenis darah terbaru. Sepuluh atau dua belas abad lalu, tidak ada jenis darah
AB. AB merupakan hasil dari pembauran Tipe A dan B. Jenis darah AB memiliki
kualitas unik seperti bunglon, jenis AB memiliki perpaduan sifat dari keduanya.
Kesehatan
: memiliki asam lambung rendah Tipe A dan memiliki adaptasi Tipe B untuk
daging. Jenis AB harus menghindari kafein dan alkohol, terutama ketika Anda
dalam situasi stres. Dr D'Adamo menganjurkan agar fokus pada makanan seperti
tahu, makanan laut, susu dan sayuran hijau jika mencoba untuk menurunkan berat
badan. Berbagai macam makanan laut merupakan sumber protein yang baik. Misalnya
ikan kakap merah, salmon, sardin, dan tuna. Juga susu olahan seperti Yogurt dan
kefir (Gabriel, 2005:62).
I.
Pembahasan
Pada praktikum kali
ini kami melakukan pengamatan mengenai penggolongan darah pada manusia dimana
pada percobaan ini kami mengetes anak satu kelas untuk dicek darahnya. Dalam
praktikum ini pertama-tama kami menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Setelah itu anak yang akan dicek darahnya mencuci tangannya sampai bersih, lalu
menggosokkan kapas pada jari manis yang sudah diberi alcohol 70 %. Setelah
lakohol mongering, bagian jari manis tersebut ditusuk menggunakan lanset yang
steril lalu darahnya diteteskan pada gelas objek bagian A dan B. setelah itu
jari manis bekas tusukan ditutup dengan kapas yang sudah dicelupkan pada
alcohol 70% . setelah itu diteteskan serum anti A pasa pada bagian A dan serum
anti B pada bagian B dan masing-masing di aduk menggunakan tusuk gigi sampai
merata. Setelah itu membandingkan keduan bagian A dan B pada gelas objek. Jika
penggumpalan pada bagian A, maka golongan darahnya A. jika penggumpalan pada
bagian B, maka golongan darahnya B. jika penggumpalan pada bagian A dan B maka
golongan darahnya AB. Dan jika tidak terjadi penggumpalan maka golongan darhnya
O.
Golongan darah
ada 4 yaitu golongan darah A,B,AB dan O. dimana dalam sisitem penggolongan
darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua macam plasma, yaitu
anti A dan anti B. kombinasi yang mungkin terjadi :
1.
Individu
dengan A pada sel darah merahnya, memiliki anti B pada plasmanya.
2.
Individu
dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada plasmanya.
3.
Individu
dengan A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A dan anti B pada
plasmanya.
4.
Individu
dengan O pada sel darah merahnya, tidak memiliki anti A dan anti B pada
plasmanya.
Antigen
golongan darah adalah karbohidrat yang menempel pada protein atau lipid.Antigen
adalah zat asing bagi tubuh yang menyebabkan respon imun. Sebuah respon imun
terjadi ketika antibodi, yaitu protein dalam sistem kekebalan tubuh, yang
dipanggil untuk menyerang antigen.
Ketika
kita mengatakan kita adalah tipe darah A, apa yang memberitahu orang-orang
adalah bahwa sel-sel dalam tubuh kita membuat antibodi hanya untuk jenis
antigen B. Antigen permukaan tipe A pada sel tidak diakui. Antigen ini
permukaan dapat menempel pada permukaan sel-sel darah (lebih khusus ke membran
plasma yang mengelilingi sel-sel) atau protein atau lipid di mana saja di
tubuh.
Itu
berarti bahwa tubuh kita membentuk antibodi terhadap antigen tipe B. (Jika
jenis darah kita adalah positif atau negatif, yang mengacu pada faktor Rh.)
Jadi, pada dasarnya, tubuh membunuh dari sel yang mengandung antigen tipe B,
yang memungkinkan tipe A menjadi dominan. Kita dapat menerima darah tipe A atau tipe darah O
dan dapat menyumbangkan darah untuk orang dengan tipe A atau tipe AB.
Jika
kita adalah bergolongan darah B, situasinya terbalik. Sel-sel kita memiliki
Jenis antigen B terpasang, sehingga tubuh kita membentuk antibodi melawan hanya
tipe A. Setelah tipe A antigen disimpan di ujung, sel-sel darah Anda
“menunjukkan” tipe B sebagai jenis yang dominan. Kita dapat menerima jenis B
atau tipe darah O, dan kita dapat menyumbang untuk orang dengan tipe B atau tipe
darah AB.
Jika
kita adalah tipe darah AB, sel-sel kita tidak membuat antibodi terhadap tipe A
atau tipe B antigen permukaan. Oleh karena itu, kita dapat menerima darah dari
donor dengan golongan darah penerima (universal), tetapi kita dapat menyumbangkan
darah hanya untuk orang lain dengan tipe AB darah.
Jika
kita adalah tipe darah O, sel-sel kita membuat antibodi terhadap kedua tipe A
dan tipe B antigen. Ini berarti bahwa jika kita membutuhkan darah, kita hanya dapat menerima lebih banyak golongan darah
O. Tapi, kita dapat menyumbangkan darah kepada siapa saja, dengan demikian,
kita adalah seorang donor universal. Golongan darah O adalah yang paling umum.
Dalam
praktikum ini kita menngunakan serum dimana serum adalah komponen yang bukan
berupa sel darah juga bukan factor koagulasi. Fungsi serum adalah untuk
mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu dengan serum
anti A dan serum anti B.
Dengan
serum dapat diketahui golongan darah manusia, yaitu apabila terjadi
penggumpalan pada bagian A, maka golongan darahnya A. Jika terjadi penggumpalan
pada bagian B, maka golongan darahnya B. Jika terjadi penggumpalan pada bagian
A dan B, maka golongan darahnya AB. Dan jika tidak terjadi penggumpalan, maka
golongan darahnya O.
Penggumpalan
tersebut disebabkan karena pengikatan zat antigenik tertentu pada permukaan sel
darah merah dengan antibodi khusus (imunoglobulin) yang ada pada serum. Atau
bisa dikatakan karena interaksi antibodi dengan antigen yang terikat pada
eritrosit. Apabila seorang mempunyai golongan darah A diberi
serum anti A maka akan diserang oleh antibodi A karena dianggap sebagai antigen
dan kemudian terjadi penggumpalan darah. Begitu juga dengan probandus yang
bergolongan B bila diberi serum anti A maka akan diserang dengan antibodi anti
B karena dianggap sebagai antigen dan terjadi penggumpalan darah. Pada
probandus yang bergolongan darah O tidak memiliki antigen A maupun antigen B,
maka eritrositnya tidak akan diserang oleh antibodi anti A dan antibody anti B,
sehingga darah golongan O dapat ditransfusikan kepada semua golongan
darah(donor universal). Namun golongan ini hanya dapat menerima donor dari
golongan darah yang sejenis, karena bila ia menerima golongan darah dari jenis
lain maka antibodi anti A dan anti B dalam plasma darahnya akan menyerang
antigen A maupun antigen B dalam eritrosit donor. Begitu juga pada probandus
yang bergolongan darah AB, ia tidak memiliki antibodi anti A dan antibodi anti
B dalam plasma darahnya, oleh karena itu golongan darah AB dapat menerima darah
dari semua golongan, disebut (resipien universal). Golongan ini hanya
memebrikan donor pada sejenisnya saja, karena eritrosit mengandung antigen A
dan B maka bila ditransfusikan kepada probandus yang bergolongan darah lain
eritrosit nya akan diserang oleh antibody anti A dan anti B resipiennya.
Maka bisa terjadi aglutinasi
(penggumpalan) eritrosit didonor oleh antibodi plasma resipien yang dapat
menyebabkan reaksi transfusi yang fatal.
II.
Penutup
2.1 Kesimpulan
Penggolongan darah pada manusia terdiri dari empat
golongan yaitu darah A, B, AB dan O. Dalam sistem golongan darah terdapat dua
macam zat sel darah A dan B, serta dua macam plasma, yaitu anti A dan anti B.
Individu dengan golongan darah A akan
menggumpal apabila ditetesi dengan serum anti A dan individu golongan darah B
juga akan menggumpal apabila ditetesi serum anti B. Individu dengan golongan
darahnya AB akan menggumpal apabila ditetesi serum anti A maupun anti B.
Sedangkan individu yang memiliki golongan darah O, apabila ditetesi dengan
serum anti A maupun anti B tidak akan mengalami penggumpalan. Hal tersebut
disebabkan karena aglutinogen berinteraksi dengan aglutinin dengan tipe yang
sama sehingga terjadilah penggumplan.
Mengetahui
golongan darah manusia sangatlah penting, agar kita dapat mengetahui golongan
darah apa yang dapat kita terima ketika sewaktu-waktu kita memerlukan bantuan
darah dari orang lain dan kita dapat mendonorkan darah kita kepada orang yang tepat.
2.2 Saran
Pada saat praktikum agar praktikan diberi kesempatan untuk
melakukan praktikum sendiri dengan pengawasan agar tidak hanya mengerti materi tapi juga lebih
mengerti prosedur kerjanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Gabriel, Dr.J.F. 2005. Fisika Kedokteran. EGC.
Jakarta.
Hartono,
Tri.Golongan Darah Pada manusia (http://hartono.blogspot.com/2012/06/golongan-darah-pada-manusia) [diakses tanggal 25 november 2013] .
Mustahib.Penentuan Golongan Darah pada Manusia (http://biologi.blogsome.com/2012/08/penentuan-golongan-darah-pada-manusia) [diakses tanggal 25 november 2013].
Nomi,
Toshitaka. 2009. Membaca Karaktek Melalui Golongan Darah. Gramedia:
Jakarta.
Pearce,
Evelyn. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment